Posted by: Setu Babakan | November 15, 2016

Safir, Palang Pintu Jl. H. Montong Ciganjur

Posted by: Setu Babakan | February 9, 2016

nih …atraksi Palang Pintu yang luar biasa

Posted by: Setu Babakan | November 9, 2015

Tari samrah

 

Samrah (sambil musyawarah ) adalah salah satu budaya Betawi. Orkes Samrah berasal dari Melayu sebagaimana tampak dari lagu-lagu yang dibawakan seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, dan Cik Minah dengan corak Melayu, di samping lagu-lagu khas Betawi, seperti Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang-lenggang Kangkung, dan sebagainya. Tarian yang biasa diiringi orkes ini disebut Tari Samrah.

Gerak tariannya menunjukkan persamaan dengan umumnya tari Melayu yang mengutamakan langkah-langkah dan lenggang lenggok berirama, ditambah dengan gerak-gerak pencak silat, seperti pukulan, tendangan, dan tangkisan yang diperhalus. Biasanya penari Samrah turun berpasang-pasangan. Mereka menari diiringi nyanyian biduan yang melagukan pantun-pantun bertema percintaan dengan ungkapan kata-kata merendahkan diri seperti orang buruk rupa hina papa tidak punya apa-apa.

Orkes Samrah biasa digunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian. Lagu-lagu pokoknya adalah lagu Melayu seperti: Burung Putih, Pulau Angsa Dua, Cik Minah Sayang, Sirih Kuning, dan Masmura

Di samping itu, terkadang membawakan lagu khas Betawi, antara lain: Kicir-kicir, Jali-jali, dan Lenggang Kangkung

Alat musik yang membentuk orkes Samrah adalah harmonium, biola, gitar, dan tamborin. Kadang-kadang dilengkapi dengan rebana bahkan gendang. Mengenai alat musik bernama harmonium ini memang sudah langka.

Kostum yang dipakai pernain musik Samrah ada dua macam yakni peci, jas, dan kain pelekat atau peci, baju sadariah, dan celana batik. Sekarang ditambah lagi dengan model baru yang sebenarnya model lama yang disebut “Jung Serong” (ujungnya serong) yang terdiri dari tutup kepala yang disebut liskol, jas kerah tutup dengan pentolan satu warna dan sepotong kain batik yang dililitkan di bawah jas, dilipat menyerong, ujungnya menyempul ke bawah.

Daerah penyebaran Samrah terbatas di daerah tengah dari wilayah budaya Betawi, yaitu di Tanah Abang, Cikini, Paseban, Tanah Tinggi, Kemayoran, Sawah Besar, dan Petojo.

Masyarakat pendukungnya umumnya golongan pertengahan, baik sosial maupun ekonomi. Popularitasnya tampak makin menurun, sehingga dewasa ini jarang tampak menyelenggarakan pergelaran. Memang akhir-akhir ini tampak adanya usaha untuk menggiatkan kembali, terutama oleh Lembaga Kebudayaan Betawi antara lain dengan memberikan bantuan kepada rombongan Samrah yang dinilai paling representatif, yaitu yang dipimpin oleh Harun Rasyid (almarhum).

sumber : wikipedia.org

Posted by: Setu Babakan | October 4, 2015

Oseba punye gaye

Posted by: Setu Babakan | September 30, 2015

Nyok kite ngarak ondel ondel……..

Posted by: Setu Babakan | September 29, 2015

Mainan anak Perahu otok otok

Posted by: Setu Babakan | May 19, 2013

Mancing mania di Setu Babakan, Joran vs Caringan

Mancing di Setu Babakan

Mancing di Setu Babakan

Mancing, mungkin kata yang sudah tak asing lagi bagi kita, apa lagi sekarang, mancing lagi tren bagi kebanyakan laki-laki khususnya di Jakarta yang memang gemar atau hobi memancing atau hanya sekadar ikut-ikutan teman (latah bahasa Betawinya). Mungkin bisa seharian atau bahkan lebih bagi orang yang lagi hobi memancing menghabiskan waktu di pinggir kolam pemancingan atau di setu dengan alat pancingnya. Dengan biaya yang tidak sedikit biasanya para mancing mania mengongkosi hobinya itu demi kepuasan semata, walaupun ikan hasil pancingan yang didapatkan tidak sebanding dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan.

Di Setu Babakan, khususnya di sebelah timur biasanya banyak berkumpul para pemancing mania menghabiskan waktu luangnya untuk memancing. Tidak cuma hari minggu atau hari libur saja ramai para mancing mania di Setu Babakan, tapi hari-hari biasa juga ada beberapa yang sengaja datang untuk memancing. Mancing gratis mungkin itulah daya tarik tersendiri bagi para mancing mania di Setu Babakan, dengan umpan semacam alga (lumut air)  dan ikan mujair liar sebagai targetnya. Sebenarnya bukan ikan liar, tapi ribuan bibit ikan mujair sengaja di lepas di setu babakan oleh Pemda DKI  dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.

Caringan lebih efektif

caringan

caringan

Lain padang lain ilalang, lain orang tentu saja lain cara untuk mendapatkan ikan di Setu Babakan. Mancing dan menjala ikan munkin sudah tidak aneh lagi di setu babakan. Bagaimana dengan caringan ? Aneh memang namanya, mungkin masih asing ditelinga kita. Caringan adalah semacam ketapel (slepetan bahasa Betawinya) dengan anak panah yang terbuat dari besi yang diikatkan tali pancing sebagai pelurunya. Sebut saja Pak Udin (50 tahun), dia lebih memilih menggunakan caringan “made in udin”  alias buatannya sendiri untuk mendapatkan ikan di Setu Babakan. Dengan tempat dudukan anak panah menyerupai pistol, warga Jagakarsa ini mantap mengarahkan anak panah ke sasarannya. Sekali “tembak” anak panah langsung tembus ke badan ikan mujair seberat sekitar ¼ kg dari jarak 15-20 meter ….gile bener !

Bukan kebetulan, tapi Pak Udin memang “jago main caringan”, terbukti kurang dari 1 jam 4 ekor ikan mujair (mungkin kalau ditotal  beratnya 1 kg)  sudah didapatkan.…..dahsyat ! Bandingkan dengan pemancing yang lain yang pakai alat pancingan biasa (joran bahasa gaulnya), sudah lebih dari 3 jam, kalau ditanya : “dapat ikannya banyak bang ?” rata-rata jawabannya sama, “Alhamdulillah…..dari pagi belon dapet nih barang atu” …….wkwkkwkwkwkwk…… (ada tape ame sayur lodeh, cape deeeehhhh……)

Dengan hanya mengandalkan mata telanjang Pak Udin mampu melihat keberadaan ikan mujaer dari jarak belasan meter di setu. “itu-itu yang kecil-kecil banyak, kelihatan disana” katanya mantap. Bagi saya, jangankan ikan yang kecil, yang besar juga engga kelihatan……

Nih lihat aksinya……Udin, the Caringan Man

caringan1

caringan2

caringan3

caringin4

caringan 9

Pak Udin dengan hasil buruannya

Posted by: Setu Babakan | January 20, 2013

Merawat Setu Babakan Harus Ikhlas

Image“Kerja iklhlas dalam merawat Setu Babakan'” hal itulah yang disampaikan oleh Ketua Dewan Penasehat Badan Musyawarah masyarakat Betawi (Bamus Betawi), H. Effendi Yusuf, SH, dalam sambutannya di sela-sela pelantikan Pengurus Gerakan Sosial Perkampungan Budaya Betawi Periode 2012-2016 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta Selatan pada Minggu 20 Januari 2013. Setu Babakan yang merupakan kawasan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) atas inisiatif warga telah membetuk Satgas/ Pengurus  Gerakan Sosial Perkampungan Budaya Betawi yang diharapkan dapat membina dan mengakomodir kegiatan sosial para masyarakat Betawi di kawasan Setu Babakan. Untuk periode 2012-2016 terpilih sebagai Ketua Umum adalah Dr. Ali Sibroh Malisi, M.MARS, tokoh Betawi yang merupakan seorang dokter dan pendiri Klinik dan Rumah Sakit yang tidak asing lagi bagi warga Jagakarsa dan sekitarnya. Disamping kerja ikhlas, Pak Haji Effendi, begitu panggilan akrabnya, juga berpesan kepada para pengurus dalam mengelola kawasan Perkampungan Betawi dengan luas 289 ha itu supaya dapat mencerdaskan masyarakat Betawi dan memelihara serta melestarikan Kebudayaan Betawi dari penetrasi budaya asing. Selain pengukuhan Pengurus  Gerakan Sosial Perkampungan Budaya Betawi, tanggal 20 Januari 2013 juga bertepatan dengan Milad (ulang tahun) kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang ke-12. Selain menampilkan atraksi tarian Betawi, acara tersebut juga diisi dengan penanaman pohon di kawasan setu babakan.

Image

Pengurus  Gerakan Sosial Perkampungan Budaya Betawi periode 2012-2016

Image

Tengah : Dr. Sibroh Malisi, Ketua Umum Pengurus  Gerakan Sosial Perkampungan Budaya Betawi 2012-2013

Image

Image

Image

Image

Image

Para tokoh Betawi berfoto bareng dengan anggota komunitas sepeda tua di setu babakan (Onthel Setoe Babakan atau OSEBA)

Posted by: Setu Babakan | September 14, 2012

Ngarak penganten ala onthelis

Assalamu alaikum

buat abang-none sekalian, udah pernah ngeliat penganten diarak pake rebana atau marawis ? biasa ya…….tapi kalo pengantenya naek delman terus diarak pake onthel alias yang ngiringin penganten (rombongan besan) naik sepeda onthel sudah pernah liat belom ?

nah……insya Allah ada arak-arakan penganten pake onthel di sekitar daerah setu babakan pada hari Sabtu tanggal 22 September 2012 mulai jam 8.00 WIB  tepatnya di sepanjang  jalan Srengseng Sawah ( dari STM teladan) menuju Jalan RM Kahfi II.

ini penganten beneran lho….dan yang pasti Oseba punya gawe.

penasaran, datang & saksikan aja sendiri ………..

Posted by: Setu Babakan | August 14, 2012

Nyok Ngabuburit di Setu Babakan

 

 

 

 

Older Posts »

Categories